Kicir Cinta
Puisi ini kupersembahkan untukmu, yang selalu menjadi oase
di dahagaku dan menopangku dalam suka dan luka.
Ketika
hujan kerikil duri menghujani tubuh rapuh,
Ketika sembilu menikam jasad yang koyak,
Saat itu pula, tangan ajaib hadir mengusir debu
Dalam tangis yang bergejolak,
Hingga rinai tak berujung, kandas tanpa jejak.
Aku
tahu, kau bukan malaikat,
Kau pun rapuh, sama seperti diriku.
Namun genggaman tulus itu mengikat,
Sokonganmu bertaruh, menggerakkan kincir cinta di hatiku.
Kau
rasakan yang sama, kurasa,
Ingin dicinta, disayangi sepenuh jiwa.
Kini, ku pamerkan bahagia pada dunia,
Saat kita menyatu dalam kesejatian yang didamba.
Bersama, kita menuju dermaga impian.
Bila
topan menerjang mahligai,
Kincir cinta kan berputar menepisnya.
Gelombang badai pun kan kita arungi,
Dengan kekuatan kasih yang menyatu selamanya.
Terima
kasih, belahan jiwaku.
Kau hadir menemani petualanganku,
Bersama, kita mengembara di dunia fana ini,
Hingga akhir usia, setia saling melengkapi.
Posting Komentar