Kicir Cinta

Table of Contents

Puisi ini kupersembahkan untukmu, yang selalu menjadi oase di dahagaku dan menopangku dalam suka dan luka.

Ketika hujan kerikil duri menghujani tubuh rapuh,
Ketika sembilu menikam jasad yang koyak,
Saat itu pula, tangan ajaib hadir mengusir debu
Dalam tangis yang bergejolak,
Hingga rinai tak berujung, kandas tanpa jejak.

Aku tahu, kau bukan malaikat,
Kau pun rapuh, sama seperti diriku.
Namun genggaman tulus itu mengikat,
Sokonganmu bertaruh, menggerakkan kincir cinta di hatiku.

Kau rasakan yang sama, kurasa,
Ingin dicinta, disayangi sepenuh jiwa.
Kini, ku pamerkan bahagia pada dunia,
Saat kita menyatu dalam kesejatian yang didamba.
Bersama, kita menuju dermaga impian.

Bila topan menerjang mahligai,
Kincir cinta kan berputar menepisnya.
Gelombang badai pun kan kita arungi,
Dengan kekuatan kasih yang menyatu selamanya.

Terima kasih, belahan jiwaku.
Kau hadir menemani petualanganku,
Bersama, kita mengembara di dunia fana ini,
Hingga akhir usia, setia saling melengkapi.

 


Rina Indrawati
Rina Indrawati Rina Indrawati, seorang ibu rumah tangga yang menjadikan menulis sebagai terapi jiwa. Ada kebahagiaan tak terhingga yang dirasakannya setiap kali berhasil merangkai kata menjadi sebuah tulisan. Kebahagiaan itu pula yang mengantarkannya melahirkan dua buku solo: Rajutan Awan (2021) dan novel fiksi Rana Jelita (2024). Pengalamannya juga diperkaya dengan keikutsertaan dalam berbagai event antologi. Saat ini, Rina sedang fokus mengembangkan tulisannya di situs literasi rajutanaksara.com. Ingin mengenal Rina lebih dekat? Jangan ragu untuk menghubunginya: Ponsel: 08118411692 Instagram: rinaindrawati16 TikTok: rinaindrawati6

Posting Komentar