Goresan hati ini kubuat tulus untuk memohon maaf dari
seseorang yang di pagi hari ini telah kusakiti. Tak berniat demikian, tapi
entahlah, akupun tak mampu menorehkan kata apapun dari kejadian pagi ini. Satu
hal yang harus kau tahu, aku menyayangimu tulus hanya karena Allah semata.
Aku tahu kau terhina
dengan apa yang terjadi hari ini. Aku pun merasakan perihnya luka yang menampar
hatimu. Bila ada kepakan sayap yang mampu menerbangkan jiwaku ke singgasanamu,
maka detik kau melangkah pergi akan secepatnya kuhampiri dirimu. Bila tubuh ini
bisa terbelah dua, detik itu juga akan kupeluk dirimu seperti aku memeluknya.
Biarlah air mata ini
menjadi saksi kepiluan simalakama hari ini. Bila permohonan maaf yang telah
kuucap, meski hanya rekam suaraku yang kukirim, tak mampu mengetuk sakit yang
kau rasakan, maka biarlah angin yang akan menerbangkan permohonan maafku.
Memang ini bukan
kejadian yang pertama. Terlalu sering kondisi ini meledak dikala niat tuk
membuatmu senang, justru kecewa yang kau dapat. Bahkan penderitaan yang
membuatmu memilih pergi tanpa kata. Bila masih boleh aku meminta, semoga tak
kau putuskan jalinan ini. Aku menyayangimu tulus karena memang aku sayang
padamu. Hanya Allah yang Maha Mengetahui kesemua ini.
Aku percaya apa yang
terjadi itu pastilah Allah akan menyematkan sebuah rahasia indah. Apapun
rahasia tersembunyi dari kejadian hari ini, satu permohonanku:
Ya Allah, kuatkan
hati dirinya dengan kasih sayang-Mu ya Rabb. Kuatkanlah iman ketakwaannya, dan hadiahkan
untuknya surga yang terindah. Aamiin...
Inilah goresan kasih
yang kuterbangkan dalam pilu simalakama ini. Dan aksara ini kan menjadi saksi
bahwasanya aku telah mengakui kesalahanku. Dan setiap kata yang kuto rehkan
adalah tulus permohonan maafku padamu. Semoga sang waktu akan mempertemukan
kembali pertautan sayang yang akan aku beri untukmu. Peluk cium kasihku untuk
yang kusakiti hari ini.
Posting Komentar