Belenggu simalakama

Daftar Isi

Goresan hati ini kubuat tulus untuk memohon maaf dari seseorang yang di pagi hari ini telah kusakiti. Tak berniat demikian, tapi entahlah, akupun tak mampu menorehkan kata apapun dari kejadian pagi ini. Satu hal yang harus kau tahu, aku menyayangimu tulus hanya karena Allah semata.

Aku tahu kau terhina dengan apa yang terjadi hari ini. Aku pun merasakan perihnya luka yang menampar hatimu. Bila ada kepakan sayap yang mampu menerbangkan jiwaku ke singgasanamu, maka detik kau melangkah pergi akan secepatnya kuhampiri dirimu. Bila tubuh ini bisa terbelah dua, detik itu juga akan kupeluk dirimu seperti aku memeluknya.

Biarlah air mata ini menjadi saksi kepiluan simalakama hari ini. Bila permohonan maaf yang telah kuucap, meski hanya rekam suaraku yang kukirim, tak mampu mengetuk sakit yang kau rasakan, maka biarlah angin yang akan menerbangkan permohonan maafku.

Memang ini bukan kejadian yang pertama. Terlalu sering kondisi ini meledak dikala niat tuk membuatmu senang, justru kecewa yang kau dapat. Bahkan penderitaan yang membuatmu memilih pergi tanpa kata. Bila masih boleh aku meminta, semoga tak kau putuskan jalinan ini. Aku menyayangimu tulus karena memang aku sayang padamu. Hanya Allah yang Maha Mengetahui kesemua ini.

Aku percaya apa yang terjadi itu pastilah Allah akan menyematkan sebuah rahasia indah. Apapun rahasia tersembunyi dari kejadian hari ini, satu permohonanku:

Ya Allah, kuatkan hati dirinya dengan kasih sayang-Mu ya Rabb. Kuatkanlah iman ketakwaannya, dan hadiahkan untuknya surga yang terindah. Aamiin...

Inilah goresan kasih yang kuterbangkan dalam pilu simalakama ini. Dan aksara ini kan menjadi saksi bahwasanya aku telah mengakui kesalahanku. Dan setiap kata yang kuto rehkan adalah tulus permohonan maafku padamu. Semoga sang waktu akan mempertemukan kembali pertautan sayang yang akan aku beri untukmu. Peluk cium kasihku untuk yang kusakiti hari ini.

 


Rina Indrawati
Rina Indrawati Rina Indrawati, seorang ibu rumah tangga yang menjadikan menulis sebagai terapi jiwa. Ada kebahagiaan tak terhingga yang dirasakannya setiap kali berhasil merangkai kata menjadi sebuah tulisan. Kebahagiaan itu pula yang mengantarkannya melahirkan dua buku solo: Rajutan Awan (2021) dan novel fiksi Rana Jelita (2024). Pengalamannya juga diperkaya dengan keikutsertaan dalam berbagai event antologi. Saat ini, Rina sedang fokus mengembangkan tulisannya di situs literasi rajutanaksara.com. Ingin mengenal Rina lebih dekat? Jangan ragu untuk menghubunginya: Ponsel: 08118411692 Instagram: rinaindrawati16 TikTok: rinaindrawati6

Posting Komentar