BAB 1. Ada Apa?

Table of Contents

Udara pagi masih menggigit kulit, surya belum sepenuhnya bersinar, namun tugas kewajiban telah membentang dalam aktivitas hari ini. Gadis keturunan Minang yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar telah siap menjalankan aktivitas di pagi ini. Dengan mengendarai motor Vario 125 cc, dia menembus jalan raya yang sudah mulai ramai. Setiba di sekolah, Zahra langsung menuju ke parkiran motor dan bergegas memarkirkan motor di tempat yang masih kosong, sambil merapikan letak motornya. Tiba-tiba datang sebuah motor yang ingin parkir dan tanpa sengaja stang motor itu menyenggol tangan Zahra. Pengemudinya, seorang laki-laki, turun dari motor, meneliti menatap Zahra sejenak, kemudian langsung melangkah dan hanya berkata, "Maaf," dengan nada datar dalam raut muka dingin seolah hal ini kejadian biasa saja. Zahra kesal sekali hingga dia memasang wajah tak suka pada laki-laki yang baru pertama kali dilihatnya. Yang lebih mengesalkan, laki-laki ini langsung pergi begitu saja, meninggalkan Zahra seolah tak memperdulikan keberadaan Zahra yang masih kaget serta kesal tersenggol stang motor dan memperlihatkan wajah tak suka pada perilakunya. Diam sejenak memulihkan rasanya, Zahra berdiri menatap kepergian orang yang telah mengganggu mood-nya hari ini. Tarikan nafas panjang disertai gerutuan, "Siapa sih dia, sombong amat, ngga punya rasa kali tuh orang." Zahra kembali merapikan motor serta perlengkapannya.

 

Urusan merapikan motor selesai. "Bismillah," ucap Zahra pelan sambil melangkah menuju ke ruang guru. Baru beberapa langkah kakinya mengayun, tiba-tiba langkahnya terhenti. "Ih, apaan sih ini," dia menyadari alas kakinya menginjak sesuatu. "Innalillahi, siapa sih yang buang sisa permen karet ini?" Zahra menunduk melihat alas sepatunya. Segera dia menepi dan berusaha membersihkan bekas permen karet yang menempel di bawah telapak sepatu sebelah kanannya.

 

"Hai Ra, kenapa?" sapa Maya, teman sesama guru.

 

"Hai May, ini sepatuku nginjak permen karet," jawab Zahra yang hanya memandang sekilas pada temannya.

 

"Bu Ara, kenapa?" tanya Bu Yuni, teman mengajarnya.

 

"Eh Bu Yuni, ini sepatu saya nginjak permen karet," jawab Zahra sekenanya. Bukan cuma Maya dan Bu Yuni yang menegurnya, masih ada beberapa guru yang lewat dan menegur Zahra dengan pertanyaan yang sama. "Ih, malu-maluin aja nih," gerutu Zahra sambil terus membersihkan sepatunya.

 

"Alhamdulillah," ucapnya setelah sepatunya bersih. "Bersih juga nih sepatu, ada-ada aja," keluhnya lagi dan kembali bersiap-siap melangkah. Diayunkan kakinya gontai, namun langkahnya tetap semangat. Sambil berjalan, di dalam hati Zahra berkata, "Ya Allah, ada apa di hari ini, mengapa baru tiba di sekolah sudah ada saja kejadian yang membuat diri kesal, semoga ini bukan pertanda buruk," gumam Zahra dalam hati sambil terus melangkah menuju ke ruang guru untuk absen pagi.

 

Bersambung…..

 


Rina Indrawati
Rina Indrawati Rina Indrawati, seorang ibu rumah tangga yang menjadikan menulis sebagai terapi jiwa. Ada kebahagiaan tak terhingga yang dirasakannya setiap kali berhasil merangkai kata menjadi sebuah tulisan. Kebahagiaan itu pula yang mengantarkannya melahirkan dua buku solo: Rajutan Awan (2021) dan novel fiksi Rana Jelita (2024). Pengalamannya juga diperkaya dengan keikutsertaan dalam berbagai event antologi. Saat ini, Rina sedang fokus mengembangkan tulisannya di situs literasi rajutanaksara.com. Ingin mengenal Rina lebih dekat? Jangan ragu untuk menghubunginya: Ponsel: 08118411692 Instagram: rinaindrawati16 TikTok: rinaindrawati6

1 komentar

Yuk komennya, boleh banget kalau mau request atau yang lainnya. kami harapkan Masukan berupa kritikan dari kalian dengan bahasa yang membangun
Comment Author Avatar
Jumat, 18 Oktober 2024 pukul 15.07.00 WIB Delete
Wah...sebentar saja sudah buat penasaran