BAB 2. Guru Baru
Zahra tiba di ruang guru untuk absen pagi. Segera dia
menempelkan kartu identitas ke sebuah mesin, kemudian dia melangkah ke dalam
ruang guru. Sedikit terkejut saat di dalam ruang guru, dia melihat Bu Citra,
kepala sekolah, sedang duduk bersama seorang laki-laki yang tak asing baginya.
Saat melihat Zahra, Bu Citra langsung memanggilnya.
“Pagi Bu Ara, ke sini sebentar,” pinta Bu Citra. Segera Zahra
mendekati Bu Citra dan menjawab, “Pagi Bu, ada apa ya?” Zahra berkata sambil
merasa kaget karena laki-laki yang tadi membuat dirinya kesal ada di dekat Bu
Citra. Bu Citra berkata, “Ini guru olahraga baru yang kemarin saya ceritakan,
namanya Pak Galih. Silahkan saling berkenalan.” Bu Citra mempersilahkan
keduanya untuk berkenalan. Zahra mengulurkan tangan sambil berkata, “Selamat
pagi Pak, saya Zahra, guru kelas tiga.” Laki-laki berpakaian olahraga ini
membalas uluran tangan Zahra hingga keduanya saling bersalaman. “Nama saya
Galih, pindahan dari Padang,” kata laki-laki yang ternyata bernama Galih.
Zahra membalas dengan senyuman dan segera melepaskan jabat
tangan. “Maaf Bu, saya pamit duluan ya karena sebentar lagi bel,” pamit Zahra.
“Silahkan Bu, semoga kalian bisa saling bekerja sama,” jawab
wanita paruh baya yang telah menjabat kepala sekolah selama satu dekade.
Zahra berbalik badan dan melangkah meninggalkan ruang kepala
sekolah, bersiap untuk mulai mengajar karena bel sekolah akan segera berbunyi.
Sambil melangkah menuju ruang kelas, Zahra mengumam dalam hati, “Ooohhh,
ternyata dia guru baru di sekolah ini. Semoga ke depannya tidak mengesalkan
seperti pertemuan tadi pagi.”
Bersambung…..
Posting Komentar