Antara aku, kamu dan dia bagian 3

Table of Contents

Akhirnya, setelah bisa menguasai rasa pedasnya, kedua sahabat ini tertawa riang. Mereka melanjutkan menikmati makanan yang ada di hadapan mereka, tapi Zalfa hanya memakan ketupatnya saja karena kuah sayurnya terlalu pedas. "Fa, gimana kerjaan loe?" tanya Mila sambil memakan bubur ayamnya. "Alhamdulillah lancar," jawab Zalfa sambil menyingkirkan piring ketupat yang ingin dia makan ke tepi. "Nyokap bokap apa kabar?" sambung Mila lagi. "Sehat, mereka titip salam buat loe. Katanya loe kapan mau ke Soloe," jawab Zalfa. "Iya sih, gue pengen banget deh liburan. Hiling gitu," timpal Mila. "Ayo kapan," jawab Zalfa, sementara Mila menggeleng tersenyum.

 

Keduanya asyik ngobrol ngaloer ngidul, melepas keingintahuan masing-masing hingga makanan di hadapan mereka ludes. Mila berkata, "Fa, gue beli camilan dulu ah, buat iseng-iseng aja." Zalfa menyetujuinya, "Gih sono, gue ikut aja." Mila bangun dari duduknya dan melangkah ke arah penjual jajanan pasar. Dibelinya beberapa kue, dan setelahnya dia kembali duduk di hadapan Zalfa. "Nih, gue beli kue talam kesukaan loe, Fa," kata Mila sambil menunjuk salah satu kue yang dibelinya. "Iihh loe masih inget aja sama kue talam," senyum Zalfa senang karena Mila masih ingat kesukaannya. Mila tertawa, "Ya iya lah, masa gue lupa."

 

Kedua sahabat ini asyik bercerita kisah masing-masing sambil sesekali mengenang cerita masa kecil mereka. Zalfa mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, ternyata Zalfa sudah menyiapkan hadiah kecil untuk Mila. "La, ini gue beli spesial buat sahabatku yang cantik ini," ucap Zalfa sambil memberikannya. Mila menerima dengan senang, "Thanks, Fa." Mila langsung membuka hadiahnya dan terkejut melihat isi hadiah berupa buku novel yang sedang dia incar. "Masya Allah... novel ini buat gue, Fa?" Mata Mila terbelalak saat dia membaca judul buku itu. Refleks, dia berdiri, mendekati, dan meluk Zalfa sambil terus mengucapkan terima kasih. "Makasih banget ya, Fa, loe tahu aja gue lagi ngincar novel ini," ucap Mila. Zalfa mengangguk.

 

"BTW, loe udah baca belum cerita novel ini?" tanya Mila sambil membuka buku itu halaman demi halaman. "Baru sepertiga aja, keren sih isinya," jawab Zalfa, tersenyum puas melihat Mila menyukai hadiahnya. "Eh, loe tahu enggak Rina Indrawati itu kan tuna netra, tapi keren ya dia. Biar cuma ibu rumah tangga dan seorang difabel, tulisannya keren-keren," ucap Mila sambil membaca sekilas novel "Rana Jelita" yang ditulis oleh Rina Indrawati. "Iya, gue juga ngikutin tulisan dia di RAKSA," jawab Zalfa. "Ibu satu ini telah membuktikan meski keterbatasan dimiliki, namun dia tetap semangat berkarya," lanjut Mila yang membaca tulisan di cover belakang. "Betul itu, dan loe tahu enggak bahwa partner bunda Rina di RAKSA itu juga tuna netra, kolaborasi mereka keren banget," timpal Zalfa. Mila mengangguk-angguk tersenyum lalu meletakkan buku itu di atas meja.

 

"Gue demen deh waktu loe posting novel itu di Instagram loe," kata Zalfa yang tak henti memandang Mila. "Iya, terus loe juga ikut-ikutan posting juga," tambah Mila. Mereka tertawa renyah. Mila tak mau kalah dengan sahabatnya, ia segera membuka tas dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Mila juga sudah menyiapkan hadiah untuk Zalfa. Segera Mila memberikan hadiah tersebut, "Nih, gue juga punya hadiah buat loe, semoga loe suka dengan pemberian dari gue." Zalfa bersorak girang, "Alhamdulillah, dapat juga gue hadiah dari sahabat terbaik," ucapnya sambil menerima hadiah yang diberikan Mila. "Wah... terimakasih juga ya, La," ucap Zalfa. Segera Zalfa membuka hadiahnya dan tersenyum bahagia melihat hadiah dari Mila, yaitu 3 buah jilbab dengan merek ternama, dengan warna dan motif yang sangat cantik sesuai dengan kesukaan Zalfa. "Waaauuu... cantik sekali, loe pinter aja milih motif dan warnanya. Gue suka banget, thank ya, La," ucap Zalfa. Mila mengangguk, dan keduanya berdiri dan saling berpelukan. Mereka melanjutkan obrolan kembali dalam suka cita bahagia yang terlihat jelas dari keriangan keduanya.

 

Karena keasyikan ngobrol seolah tak berujung, Mila tersadar dengan waktu seketika saat melihat jam. Ternyata sekarang sudah jam 11:45, itu berarti Mila harus segera pulang karena dia memiliki jadwal mengajar privat jam satu siang. "Fa, gue mesti balik ya, soalnya ada jam ngajar nih," ucap Mila pada sahabatnya, Zalfa. Dengan berat hati, Zalfa menjawab, "Yaah, padahal baru aja kita ketemu, eeehhh ga terasa yah." Zalfa sebenarnya masih ingin bersama Mila karena dia hanya punya waktu 3 hari saja di kota ini sebelum harus pulang ke kota tempat tinggalnya. "Gue soalnya ga lama di Jakarta, cuma 3 hari, trus mesti balik lagi ke Soloe," ucap Zalfa dengan sedikit kecewa akan berpisah dengan Mila. "Iya, ga terasa yaaa, tapi gimana gue mau lanjut tugas nih. Nanti kalau loe mau balik, gue usahain deh kita ketemuan dulu, tapi insya Allah," kata Mila, yang juga masih ingin sekali bersama sahabatnya.

 

"Oke deh, kalau begitu, nanti gue kabarin loe lagi kalau gue balik ke Soloe. Kan loe tahu gue di sini juga ada tugas yang mesti diselesaikan," kata Zalfa dengan tersenyum kecil. Zalfa memang hanya kebetulan saja ada tugas dari kantor, sehingga Zalfa sengaja menyempatkan diri menemui Mila. Tugas tetap harus dikerjakan, dan dengan berat hati, keduanya harus berpisah lagi. Selain jarak yang terbentang, tugas dan pekerjaan juga menjadi penghalang bagi keduanya untuk bertemu. Meski demikian, hubungan mereka selalu terjalin melalui telepon atau media sosial yang mereka jadikan sebagai sarana komunikasi agar tetap bisa bersilaturahmi.

 

Sebelum pulang, Zalfa berkata, "Oh ya, La, gue lupa, padahal ini penting." "Apaan tuh?" tanya Mila penasaran. "Gue mau lamaran, dan gue berharap loe bisa datang. Kan hari itu libur nasional dan panjang pula," jawab Zalfa. "La, toloeng usahain ya, loe bisa datang, gue mohon banget nih," pinta Zalfa. Mila menjawab, "Wah senang gue dengarnya, loe mau lamaran. Insya Allah, gue datang deh." Mila tersenyum senang mendengar bahwa Zalfa akan dilamar seorang laki-laki, dan Mila juga ingin sekali datang ke acara Zalfa.

 

"Jujur sih, Fa, gue mau datang, kan itung-itung liburan gitu, sekalian ketemu om dan tante," sambungnya lagi. "Bagus, yah dah, gue tunggu loe di rumah, dan pasti mama papa senang dengar kabar ini," kata Zalfa riang. "Sama gue penasaran, pangeran mana sih yang telah menaklukkan hati bidadari ini. Hahahahahaha," keduanya tertawa riang. "Yah, udah, kita balik yuk," ajak Mila. Zalfa mengangguk, mereka berdiri saling berpelukan, mengakhiri pertemuan ini. Sekali lagi, Zalfa mengingatkan, "Benar ya, La, toloeng usahain datang. Pokoknya, gue tunggu." Zalfa menatap, memohon ke Mila.

 

Mila tidak berjanji, tapi Mila akan berusaha mengatur waktu agar dia dapat hadir pada acara Zalfa. "Tenang bu, insya Allah, gue usahain. Loe bantu doa aja, moga-moga gue bisa sampai ke Soloe," ucap Mila. Kedua sahabat ini melangkah menuju halte bus, selama mereka melangkah, obrolan tetap menemani langkah kebersamaan mereka. Perpisahan di halte bus membuat rasa di hati masing-masing. Mila yang terlebih dulu pergi karena bus yang dituju lebih dahulu datang. "Gue duluan ya, Fa," kata Mila memeluk Zalfa, "Loe hati-hati ya," sambungnya. "Iya, Bu Guru, ibu juga hati-hati ya. Salam tuk Om dan Tante," kata Zalfa membalas pelukan Mila, dan tak lama kemudian dilepaskan dalam senyuman terindah. Mila pun melangkah meninggalkan Zalfa, naik ke dalam bus, dan ketika di dalam bus, Mila masih sempat melambaikan tangan pada Zalfa.

 

 

Bersambung.......


Rina Indrawati
Rina Indrawati Rina Indrawati, seorang ibu rumah tangga yang menjadikan menulis sebagai terapi jiwa. Ada kebahagiaan tak terhingga yang dirasakannya setiap kali berhasil merangkai kata menjadi sebuah tulisan. Kebahagiaan itu pula yang mengantarkannya melahirkan dua buku solo: Rajutan Awan (2021) dan novel fiksi Rana Jelita (2024). Pengalamannya juga diperkaya dengan keikutsertaan dalam berbagai event antologi. Saat ini, Rina sedang fokus mengembangkan tulisannya di situs literasi rajutanaksara.com. Ingin mengenal Rina lebih dekat? Jangan ragu untuk menghubunginya: Ponsel: 08118411692 Instagram: rinaindrawati16 TikTok: rinaindrawati6

Posting Komentar