Hadiah tak terduga

Table of Contents

Terdengar azan subuh berkumandang dari pengeras suara masjid yang letaknya tak jauh dari rumah kediaman berlantai dua ini. Seorang gadis cilik bernama Hafa mengerdip-ngerdipkan matanya, tersadar dari mimpi indahnya semalam. Hafa diam mematut, mengingat sesuatu. Bibirnya tersungging senyum indah manakala dia sadari bahwa hari ini dirinya sedang berulang tahun.

 

“Alhamdulillah, terima kasih ya Allah,” gumamnya sendiri, membasuh mukanya dengan kedua telapak tangan sambil dalam hati dia membaca doa bangun tidur. Dengan semangat, Hafa bergegas bangkit dari ranjangnya dan menuju kamar mandi. Penuh semangat, dia segera mandi tanpa mempedulikan dinginya air yang menguyur seluruh badanya. Setelah menyabuni seluruh tubuhnya hingga dia juga berkeramas dan menyikat gigi, lantas merapikan dirinya. Setelah itu, Hafa melanjutkan mengerjakan sholat subuh.

 

“Alhamdulillah,” gumamnya senang karena dia berharap hari ini akan mendapatkan kejutan bahagia dari kedua orang tuanya serta kakak laki-lakinya. Tanpa membuang waktu, Hafa segera keluar dari kamarnya. Di ambang pintu, bola matanya mengelilingi seisi rumah, namun sepi, tak terdengar suara kecuali dari arah dapur. Hafa bergegas ke dapur, hanya ada Bi Jum, asisten rumah tangga yang telah bekerja selama 9 tahun di keluarga Pak Ratno. Hafa mendekati Bi Jum dan menanyakan Papa, Mama, dan Kak Haris yang belum terlihat.

 

“Kok sepi Bi?” katanya, berdiri di samping Bi Jum yang sedang meracik bumbu nasi goreng untuk sarapan pagi. Bi Jum membalas pertanyaan Hafa dengan senyuman. “Ini baru jam 5 pagi Neng,” Bi Jum menjelaskan pelan penuh kasih sayang. “Neng, kok tumben udah rapi dan wangi banget?” katanya lagi, dan dijawab Hafa dengan senyum kecut. “Tumben juga Bi, Mama Papa belum ada yang keluar kamar, trus Kakak juga enggak kedengaran suaranya,” jawab Hafa memprotes karena penghuni rumah lainnya masih belum menampakan aktivitasnya. Bi Jum tak menjawab, dia hanya tertawa kecil. Hafa melangkah meninggalkan asisten rumah tangganya, namun baru beberapa langkah, Hafa membalikan badan dan berkata,

 

“Bibi, ingat enggak ini hari apa?” Hafa menatap penuh harap, semoga Bibi ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Bi Jum menoleh sejenak, lantas menjawab, “Hari Jumat Neng,” katanya sambil terus bekerja. Hafa mendengus kesal. “Bukan itu maksud Hafa Bi, tapi ini hari apa?” katanya lagi, mengulang pertanyaan yang sama, namun kali ini dia mencoba menginggatkan secara spesifik. “Hafa tahu Bi, ini hari Jumat, tapi bukan itu,” tambahnya lagi. “Trus apa maksudnya Neng?” balik Bi Jum bertanya, yang malah membuat Hafa kesal dan balik berjalan meninggalkan Bi Jum menuju ke ruang keluarga. Setelah duduk di sofa, segera dia mengambil remote TV dan tak lama Hafa larut dalam film kartun kegemarannya. Bahkan putri bungsu keluarga ini tertidur pulas.

 

Memang hari ini adalah hari Jumat yang juga merupakan tanggal merah. Dan ketika Bu Dian, Mama Hafa, keluar kamar, dia hanya tersenyum melihat putrinya ketiduran di sofa. Mama papanya sengaja membiarkan Hafa tertidur dan tak membangunkannya ketika mereka akan pergi ke luar rumah.

 

Sekali lagi, Hafa mengerjap-ngerjapkan matanya, tersadar dari tidur. Dia menggeliatkan badan, menatap jam di dinding. “Wah, udah jam delapan aja, berarti aku ketidurannya lama juga ya,” ucapnya sendiri dengan menepuk kepalanya. “Untung libur sekolah,” tambahnya sambil bangun berdiri, melangkah ke kamar orang tuanya. Dipegang gagang pintu dan ternyata tak dikunci, dan segera Hafa membuka matanya, menyapu ruangan yang kosong. Sambil menghela nafas kecewa, Hafa segera mencari Bi Jum.

 

“Bibi, dari mana sih?” tanya Hafa kesal karena sedari tadi dia sudah mengelilingi rumah, tapi tak satu orang pun ada di rumah. Bi Jum tersenyum. “Maaf Neng, Bibi dari warung beli kuota HP Bibi,” jawabnya. “Emang kenapa Neng?” dia balik bertanya. “Pada kemana sih Bi, kok tadi aku buka kamar Mama eh kosong, dan mobil Papa juga udah enggak ada,” tanya Hafa dalam raut cemberut. Bi Jum tersenyum. “Enggak tahu Neng, tadi Ibu sama Bapak katanya mau keluar sebentar sama Den Haris,” Bi Jum menerangkan. “Neng mau apa?” tanyanya lagi, dan dijawab Hafa dengan gelengan.

 

Satu hari ini tak ada satu orang pun yang mengucapkan ulang tahun pada dirinya. Hari beranjak petang, tak ada tanda-tanda pesta kejutan untuk dirinya. Hafa menelan ludah, tanda dia kecewa. Tok tok tok, suara ketukan pintu terdengar. “Masuk aja Bi, ngga di kunci.” Pintu terbuka, dengan suara nyanyian selamat ulang tahun terdengar dari Mama, Papa, Kak Haris, Bi Jum, dan sahabatnya Sofia. Hafa beranjak berdiri, menghampiri orang-orang tercinta dengan senyuman manis merekah di bibir mungilnya. Hafa bahagia sekali mendapatkan kejutan dengan kue tart berbentuk love bertuliskan nama dirinya. Kebahagiaan Hafa semakin lengkap saat dia menerima hadiah dari Mama, Papa, Kak Haris, serta Sofia, sahabatnya. Pesta kecil pun berlanjut penuh suka cita.

 

Sebelum tidur, Hafa membuka bungkusan cantik dari Mama. Ternyata isinya tas yang sedang dia incar. Kotak kedua dari Papa segera dibuka. Melonjak kegirangan, ternyata isi kotak itu adalah jam Aimo yang sedang diincarnya. Hafa mendapat dua novel detektif kesayanganya dari Kak Haris. Hafa mencium novel itu sambil tersenyum sendiri. Bahagia lengkap saat dia membuka hadiah dari Sofia. Ternyata isinya bantal dan guling yang kemarin dia lihat di mall saat sedang jalan bersama Mama. Bantal dan guling langsung dia gunakan, dan terbuailah Hafa pada mimpi indahnya di malam ini.

 

 


Rina Indrawati
Rina Indrawati Rina Indrawati, seorang ibu rumah tangga yang menjadikan menulis sebagai terapi jiwa. Ada kebahagiaan tak terhingga yang dirasakannya setiap kali berhasil merangkai kata menjadi sebuah tulisan. Kebahagiaan itu pula yang mengantarkannya melahirkan dua buku solo: Rajutan Awan (2021) dan novel fiksi Rana Jelita (2024). Pengalamannya juga diperkaya dengan keikutsertaan dalam berbagai event antologi. Saat ini, Rina sedang fokus mengembangkan tulisannya di situs literasi rajutanaksara.com. Ingin mengenal Rina lebih dekat? Jangan ragu untuk menghubunginya: Ponsel: 08118411692 Instagram: rinaindrawati16 TikTok: rinaindrawati6

Posting Komentar