Ratapan dalam isak tak bersuara

Table of Contents

Belum tuntas masalah ini mengapa hadir lagi luka baru,

Belum kering air mata ini mengapa sekam itu menggeliat membakar hasrat.

Ku coba diam tanpa perlawanan, namun mengapa lumpur hidup seakan menelanku ke dasar nestapa.

Ku coba tak bertanya apalagi komentar, tapi kenapa tak satupun penjelasan yang ku terima.

 

Apakah ini bentuk kasih sayang-Mu, Tuhan?

Apakah ini cara-Mu mencintaiku, Tuhan?

Bila iya, kuatkan rangkulan-Mu agar aku tak terjerumus lagi ke jurang nista.

Bila memang, dekap aku lebih erat lagi, Tuhan, agar aku kokoh dalam ketaqwaan.

 

Gundukan dosa telah bersemayam dalam jasadku,

Terlena aku selama ini dalam kefanaan dunia.

Tapi, aku yakin bila nafas masih mampu ku hembuskan itu pertanda Kau masih memberi kesempatan padaku.

Untuk itu, Tuhan,

Tolong aku. Bantu aku.

Keluarkan aku dari keterpurukan ini,

Biar hanya aku yang merasakan sakitnya derita ini, jangan Kau limpahkan kesalahanku pada buah hatiku.

 

Tuhan,

Ku terus pompa keyakinan ini agar tak pudar, namun jagalah lentra imanku agar aku tak tersesat.

Tuhan,

Aku berlindung hanya pada-Mu, aku bergantung hanya pada-Mu, dan aku serahkan semua masalahku hanya pada-Mu.

 

 


Rina Indrawati
Rina Indrawati Rina Indrawati, seorang ibu rumah tangga yang menjadikan menulis sebagai terapi jiwa. Ada kebahagiaan tak terhingga yang dirasakannya setiap kali berhasil merangkai kata menjadi sebuah tulisan. Kebahagiaan itu pula yang mengantarkannya melahirkan dua buku solo: Rajutan Awan (2021) dan novel fiksi Rana Jelita (2024). Pengalamannya juga diperkaya dengan keikutsertaan dalam berbagai event antologi. Saat ini, Rina sedang fokus mengembangkan tulisannya di situs literasi rajutanaksara.com. Ingin mengenal Rina lebih dekat? Jangan ragu untuk menghubunginya: Ponsel: 08118411692 Instagram: rinaindrawati16 TikTok: rinaindrawati6

Posting Komentar