Apakah uang kan menjadi raja dalam hidup
Uang, oh uang...
Alat transaksi perekonomian ini adalah sumber masalah
terbesar dalam hidup manusia, apabila yang memilikinya tak mampu manajemen
dengan sebaik mungkin. Bila diberi kelebihan, maka tercukupilah semua kebutuhan
hidup, namun bila pendapatan minim, maka kebutuhan hidup pun mencekik. Dan
disinilah strata ekonomi menempatkan antara si kaya dengan si miskin.
Uang sumber petaka bila kita tak mengimbangi dengan
ketaqwaan, mengapa demikian? Ya, karena iman dan taqwa adalah pondasi hati tuk
memerintahkan otak bekerja. Berpikir berprasangka baik dari setiap apa yang ada
akan menuntun langkah dalam kebahagiaan. Bagaimana tidak, bila dengan uang yang
dimiliki, terlebih lagi uang yang dipunya berlebih, maka dengan mudah semua
urusan akan terlesaikan. Membeli barang mewah, berfoya-foya dengan alibi
mentraktir teman. Dengan mampu membeli barang mewah, apalagi berkelas, akan
timbul rasa bangga hingga kesombongan kan menjadi pakaian kebesaran. Lama
kelamaan akan menganggap orang lain mampu dikendalikan dengan uang yang dipunya.
Dengan uang, segalanya mampu dibeli, dan segala masalah bisa diselesaikan.
Ujung-ujungnya kejahatan kriminalitas akan menjadi jalan penyelesaian dari
perbudakan uang.
Pertikaian sedarah kerap terjadi yang hanya dipicu oleh
kehadiran uang. Atas nama warisan, perebutan jatah akan meretakan hubungan
keluarga. Saling ingin mendapatkan jatah yang lebih banyak, berbagai cara
kesesatan terus diperjuangkan agar bagian yang didapat lebih dari apa yang
semestinya. Tak jarang ketika warisan dibagi tanpa keadilan, putusnya pertalian
keluarga. Bahkan perang saudara semakin memendingkan silaturahmi yang
seharusnya terjalin.
Cara mendapatkannya pun tak jarang mengarah ke hal negatif,
dan ini bukan isapan jempol. Untuk mendapatkan uang yang lebih banyak, segala
cara yang tak halal pun kerap dilakukan. Korupsi di kantor atau tempat bekerja,
yang berarti kita tak amanah pada tugas dan jabatan yang ada pada diri, aji
mumpung digunakan agar pundi rupiah kian menggelembung. Lebih parah lagi,
ketika jalur alternatif digunakan dalam upaya mendapatkan uang. Pesugihan yang
akan meminta korban, yang pada akhirnya justru diri sendiri yang akan menjadi
korban.
Uang, oh uang...
Banyak uang jadi sombong, namun tak punya uang kepala pening.
Namun, apakah uang adalah segalanya? Apakah uang yang akan menjadi budak kita,
ataukah uang yang akan menjadi raja dalam hidup kita?
Gunakan hati untuk
manajemen uang dengan sebaik mungkin. Uang hanya sebuah alat transaksi yang
menopang kehidupan di dunia yang kelak akan ditinggalkan. Uang bukan segalanya,
masih banyak kenikmatan yang jauh lebih berharga dari uang. Maka, syukurilah
hidup, meski dalam keterbatasan ekonomi, dan yakinlah bila rezeki itu tak
pernah meninggalkan kita. Kita tak pernah tahu dimana dan sebanyak apa rezeki
kita, namun rezeki itu sendiri justru yang senantiasa tahu dimana keberadaan
kita, hingga di waktu yang paling tepat, dia akan datang pada kita. Rezeki itu
harus dicari, namun carilah dia dengan jalur yang diajarkan dalam agama, karena
Tuhan sangat menyukai hamba-Nya yang berusaha. Gunakan uang sebijaksana
mungkin, jangan sampai kita dijadikan budak nafsu dari keberadaan uang. Semoga
bahagia kan menaburi rasa syukur ketika uang ada dalam genggaman.
Posting Komentar