Aku dan kamu sama
Inilah aku dengan keterbatasan yang kumiliki,
Begitu juga denganmu yang sama-sama memiliki keterbatasan.
Lantas, untuk apa kita saling bersaing? Padahal kita sadar bahwa
kita sama-sama tak sempurna.
Lalu, untuk apa ring pertarungan itu kita masuki? Padahal kita
sama-sama tak memiliki kemampuan.
Kita hadir di area pertempuran ini karena kehendak Ilahi.
Srikuit fatamorgana ini terbentang menjadi jalur perjuangan yang
hanya sesaat.
Lika-liku terjangan badai menjadi musuh yang harus kita brantas.
Seruan alam tuk memanggil penghuni juru uji telah berdentum dalam
kobaran pertaruhan.
Keadilan Tuhan membekali kita dengan senjata mutahir dan baju besi
yang kita desain sendiri.
Strategi perang pun adalah taktik yang kita rancang dengan
perbekalan alami.
Akal dan nafsu berkecambuk saling adu rasa.
Siapakah yang kan jadi panglima sesungguhnya? Apakah nafsu, akal,
atau iman taqwa?
Bukan piala yang menjadi dambaan, apalagi kalungan medali yang
hanya menjadi simbol belaka.
Aku dan kamu sama-sama mengejar satu tujuan.
Tujuan yang sejati adalah hadiah sesungguhnya dari pertempuran di
dunia yang fana ini.
Hingga surga adalah keistimewaan yang menjadi idaman.